Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Ekam Sat Wiprah Bahudha Wadanti

  • Tuesday, March 13, 2012
  • Gunmen
  • Labels:

  • Cerita singkat ttg Tuhan. Semoga menginspirasi.. :)

    "Hari ini adalah hari pertamaku mengajar kelas 3. Sudah satu caturwulan berlalu sejak pertama kali aku ditugaskan mengajar di SMP Negeri 1 Negara. Langkah demi langkah ku tapak memasuki kelas, murid-murid memandangiku dalam diam. Mungkin mereka masih beradaptasi dengan keberadaanku.
    “Selamat pagi, sekarang bapak yang ngajar kalian PPKn. Karena baru pertemuan pertama, kita ngobrol saja dulu.” Sontak saja murid-muridku girang.
    “Ayo ada yang mau membuka obrolan? Tapi harus berhubungan tentang Pancasila.” Dalam sekejap suka cita murid-muridku berubah jadi keluhan-keluhan dan bisik-bisik tidak puas. Satu murid mengangkat tangannya, perempuan.
    “Pak Guru, ngomong-ngomong tentang Pancasila kok Pancasila bilang Tuhan itu esa, padahal agama-agama punya Tuhan-nya sendiri-sendiri?” Tanyanya serius dan tiba-tiba kelas jadi tenang.
    “Hhhm, ya ya benar juga.” Kataku sambil memikirkan jawabnya.

    Aku mengambil kapur tulis dan mulai menggambar sebuah gunung sederhana. “Nah, lihat gunung ini. Ada tiga pendaki yang asalnya berbeda. Masing-masing mulai mendaki di ujung kiri, tengah dan ujung kanan. Mereka mendaki dengan satu tujuan, untuk menikmati matahari puncak gunung yang konon katanya paling hangat di dunia.”
    Kutatap sebentar wajah serius murid-muridku. “Lalu ketiganya sampai di puncak gunung bersamaan. Bukannya saling sapa, mereka malah berdebat. Pendaki pertama bilang ”Ngapain kalian disini, ini matahariku. Kalian nnga’ berhak disini.”
    “Pendaki kedua tak mau kalah, “Enak saja kau bilang matahari, ini namanya sun”, katanya.” Sambungku, kulihat beberapa murid tertawa kecil.
    ““Ah kalian semua bodoh, ini adalah srengenge. buktinya ditempatku tinggal terlihat dan terasa cahayanya.” kata pendaki yang ketiga.”
    Aku berhenti menjelaskan beberapa detik.
    “Sudah paham?” Aku melanjutkan.
    “Apa yang mereka ributkan adalah kepemilikan matahari, padahal sebenarnya matahari itu tunggal, bukan milik pihak manapun, menyinari tidak pilih-pilih. Mau kamu bilang matahari itu sun, atau sebagainya.” Aku melirik sejenak ke arah murid perempuan itu, dia tersenyum puas.
    “Begitu juga Tuhan. Satu tapi memiliki banyak nama.” Tutupku."
    • Share

    0 comments:

    Post a Comment

    (c) All Right Reserved 2011 This Is who I really am. Blogger template by Bloggermint