![]() |
gambar dari setobuje.multiply.com |
Tanggal 4 bulan 8 (dalam hitungan kalender Hijriah)
tahun 1940, Abdurrahman Addakhil atau yang dunia tahu dengan nama K.H.
Abdurrahman Wahid atau Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur. Beliau lahir di
lingkungan keluarga NU (Nahdatul Ulama), kakeknya K.H hasyim Asy’ari (dari
pihak ayah) dan K.H. Basri Syansuri (dari pihak ibu) adalah dua pionir pendiri
NU sementara Wahid Hasyim, ayah Gus Dur, adalah menteri agama Indonesia yang
pertama.
“Sosok
pemimpin yang akan dirindukan dunia” Time Magazine
Pejuang kebebasan
berekspresi, mungkin cap tersebut pantas disematkan padanya, kemampuan fisiknya
yang terbatas tidak menghalangi Gus Dur menyebarkan ajaran demokrasi,
pluralisme dan toleransi ke semua aspek kehidupan masyarakat di Indonesia.
Mungkin tidak semua orang sadar, Gus Dur adalah presiden Indonesia pertama yang
dipilih melalui pemilihan yang demokratis. Indonesia, pada masa beliau menjabat
masih dalam periode transisi antara tradisi pemerintahan model orde baru ke
jaman reformasi, hal tersebut menjadi alasan Gus Dur kerap mendapat tekanan
politik, disamping gaya pemerintahannya yang sering mengabaikan protokoler dan
suka mencari jalan alternatif pemecahan masalah. Ditengah tekanan politik
terhadapnya, Gus Dur tetap konsisten menjunjung prinsip pluralismenya, Ia
menetapkan Imlek sebagai hari libur. Bahkan setelah tidak menjabat sebagai presiden beliau tetap
memperjuangkan kebebasan berekspresi salah satunya yang terkenal adalah
dukungan terhadap Goyang Inul, Gus Dur bilang goyang Inul tidak melanggar
Undang-undang. Gus Dur adalah tokoh yang keras membela kaum Ahmadiyah dan
menentang gerakan Islam radikal.
Di sisi lain, sosok
Gus Dur dikenal sebagai orang yang santai dan gemar melontarkan kata-kata lucu
namun bermakna. Beberapa memorable quote
dari beliau antara lain:
70% negara kita adalah air laut, jadi kenapa kita
mengimpor garam? Tak masalah menjadi bodoh, tapi jangan sengaja menjadi tak
peduli.
Ini tim yang ideal, Presidennya ‘ngga bisa lihat, wakilnya ‘ngga
bisa ngomong. – Komentarnya tentang kepemimpinan bersama Megawati.
Kalau dulu saya bilang DPR itu seperti anak TK, sekarang
saya bilang seperti play group.
Democracy is not only not haram (forbidden) in Islam but
is a compulsory element of Islam. Upholding democracy is one of the principals
of Islam, which is syuro (assembly).
Gus Dur selalu berupaya membuka hubungan Indonesia
dengan Israel, salah satu kutipan hasil wawancara media Israel (Haaretz.com)
terhadap Gus Dur di tahun 2004:
Haaretz: "You are known in Israel as a friend. This is
unusual for an islamic leader."
Gus Dur: "I think there is a wrong perception that Islam
is in disagreement with Israel. This is caused by Arab propaganda. We have to
distinguish between Arabs and Islam. Some people in Indonesia claimed that I
was a stooge for the West, but the fact
that I am gaining in popularity all the time dispell this idea, and shows this
is the view of only a small minority of the elite. I always say that China and
the Soviet Union have or had atheism as part of their constitution, but we have
long-term relationships with both these countries. So then Israel has a high
regard for God and religion. There is then no reason we have to be against
Israel."
Seminggu setelah ziarah ke makam kakeknya, Gus Dur
kembali lagi ke Jombang untuk selamanya. Gus Dur wafat tanggal 30 Desember 2009
dimakamkan di Tebuireng, Jombang, di samping makam kakeknya K.H. Hasyim
Asy’ari. Sang bapak Tionghoa telah berpulang dan apa yang beliau perjuangkan tentang
demokrasi, pluralisme, kebebasan berekspresi akan terus berlanjut di generasi
berikutnya.
“Gitu saja kok repot.”
Satria PG
0 comments:
Post a Comment