Alasan kenapa saya menulis tentang figur seorang René Descartes karena gagasannya membuka cara berpikir saya pribadi bahwa logika manusia itu tak terbatas.
Pertama kali tahu tentang tokoh asal Prancis ini dulu waktu saya masih kecil dari film kartun Histeria!. Kartun buatan Warner Bross ini bukan kartun sembarangan kawan, kartun ini dapat predikat the most explicit edutainment program karena bisa mengemas tokoh sejarah dan gagasan mereka dengan sangat entertaining.
Well, sebagai anak-anak, saya hanya menangkap lawakan kartun ini dan ga ngeh siapa Rene Descartes pada awalnya. Tapi ada satu quote populernya dari kartun itu yang terus saya ingat sampai sekarang "aku berpikir maka aku ada".
Tahun 2010 saya berkenalan dengan komik "Filsuf Jagoan I" yang isinya berat tapi kocak. Karena menarik saya mencari yg jilid 2, dan akhirnya dapat di Gramedia. Di jilid 2 saya "ketemu" lagi dengan René Descartes. Setelah membacanya ada hal yang saya sadari, "aku berpikir maka aku ada" lebih dari sekedar "aku berpikir maka aku ada" yang selama ini saya tahu.
Inti metode René Descartes adalah ragu seragu-ragunya, menolak semua gagasan yang tidak dapat dibuktikan dengan nalar dan logika yang ketat (well, disini saya bicara tentang eksistensi diri sendiri bahkan Tuhan sang pencipta).
Kenapa diri sendiri? Hal yang kita tangkap lewat indra sering kali menipu, makanya, jangan mudah percaya indra contohnya: coba, gambar disamping sebenarnya gambar gelas atau sepasang wajah?. Bagaimana kita tahu jika kamu benar-benar membaca tulisan ini (atau saya benar-benar mengetiknya), bisa saja kamu (atau saya) sedang bermimpi membaca tulisan ini (atau menulisnya).
Kenapa Tuhan? masih pakai contoh diatas. Bisa saja Tuhan itu adalah penipu yang sengaja membanjiri indra kita dengan semua informasi keliru.
Jadi, bagaimana menurutmu? :)
0 comments:
Post a Comment